watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

IMEL OBJEK FOTO BUGIL
<

Cerita ini bisa dibilang merupakan pengalaman
pribadiku. Sebuah hubungan ‘gelap’ dengan
seorang gadis bernama Imel. Dibilang hubungan
‘gelap’ karena aku sendiri sudah beristri dan
beranak, dan aku kenal baik dengan ayah Imel
yang juga merupakan rekan bisnisku. Tapi aku
sebelumnya belum pernah ketemu Imel karena
dia sekolah di luar kota. Keluarga Imel
merupakan keturunan Tionghoa yang cukup
lumayan bisnisnya. Perkenalanku dengan Imel
berawal pada saat aku menghadiri peresmian
salon & butik milik Mei dimana aku terlibat dalam
pembuatan sistem back-officenya, Mei adalah
adik ipar Imel.
Wajah Imel terlihat mirip presenter Yuanita
Kristiana tapi sedikit lebih kurus dan pendek,
sedang Mei berwajah manis biasa dan badan
sedikit lebih berisi dibanding Imel. Kami sempat
ngobrol lama pada acara itu dan selanjutnya tdk
pernah ketemu lagi selama kira2 sebulan.
Pada suatu siang saat aku sedang hunting foto
Mei menelponku supaya aku mampir ke
kantornya krn ada sesuatu yg hendak
dibicarakan mengenai program office-nya, dan
aku pun langsung meluncur kesana
menemuinya. Sesampainya di kantor Mei kami
langsung membicarakan pekerjaan kami di
ruangan dia.
Selang beberapa saat datang Imel sambil
membawa bungkusan.
“Eh…, ada mas Anto.. Kebetulan nih, aku bawa
burger.. Kita lunch sekalian yuk..” kata Imel.
“Ah, aku sudah makan kok barusan..” jawabku
basa-basi.
“Gak apa2, mas.. Temenin ci Imel tuh, kebetulan
aku ada janji sama client nih..” sahut Mei.
“Oke deh kalo begitu..” jawabku.
“Kita makan di atas aja yuk, mas.. Sambil liat
ruang senam yg baru..” ajal Imel.
“Atas mau dibuat sanggar ya?” tanyaku
sekenanya.
“Nggak kok, mas.. Tu ci Imel pengen punya
ruang senam pribadi aja..” sahut Mei.
“Oooo, gitu..” jawabku sambil manggut2.
“Udah sana ke atas temenin ci Imel, kelaparan
tuh..!” kata Mei.
“Ha..ha..ha.. Ayuk, mas..! See U Mei..!” sahut
Imel sambil keluar ruangan diikuti aku.
Kami naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah
ruangan berukuran kira2 8X6m. Lantainya karpet
abu2 dan temboknya dilapisi bahan peredam
warna hitam. Ruangan itu kosong, hanya ada
satu meja kerja & laptop di pojok, sofa panjang
dgn satu meja di depannya, dan lemari kecil
disamping meja kerja dgn seperangkat home-
theatre di atasnya. Sebuah kaca yg besar
terpasang di salah satu sisi dinding, ukurannya
hampir memenuhi satu sisi dindingnya.
Beberapa lampu dinding tampak terpasang dan
di langit2 terdapat 6 lampu sorot kecil. Indah
sekali, batinku sambil melihat sekeliling ruangan.
“Silahkan duduk, mas.. Aku setel musik dulu”
kata Imel sambil menyalakan CD dan alunan
piano Richard Clayderman mulai terdengar
sayup.
“Suka lagu2 gini mas?” kata Imel sambil
membuka bungkusan burgernya dan
menyiapkan untuk kami berdua.
“Suka.. Apalagi ndengerin sambil cari inspirasi..”
jawabku sambil meletakkan tas kameraku.
“Wah, suka fotografi ya..?” tanya Imel.
“Hobi aja sih, gak buat profesi. Kalo ada yg pake
sih ga nolak.. Hehehe..” jawabku sambil makan.
“Hobi kalo menghasilkan kan bagus tuh..” kata
Imel sambil ikut makan.
Kami pun makan sambil ngobrol kesana-kemari,
bercanda dan kadang main tebak2an. Setelah
selesai makan Imel segera membersihkan sisa2
dan bungkus makanan kami.
Mendadak dia bertanya kepadaku “Mas, aku kasih
job foto mau?”
“Emmm…, gimana ya? Job foto gimana? Kalo
acara2 resmi atau wedding aku belum pernah
sih..” jawabku ragu.
“Foto aku..! Aku ingin difoto sendiri, privat..!” kata
Imel.
“Maksudnya kamu mau difoto seperti model
gitu..?” tanyaku.
“Iya, tapi khusus buat aku pribadi lho.. Berapa
harganya, mas..?” balas Imel.
Wah, aku belum pernah dapat job foto model
gini, batinku bingung.
“Gampang soal itu deh.. Kayak sama siapa aja,
lagian buat eksperimen aku juga..” jawabku
sekenanya.
“Bener nih..? Kalo iya, kita mulai aja..!” kata Imel.
“Sekarang? Lokasinya mau dimana?” tanyaku.
“Disini aja, kira2 bagus gak suasananya? Kalo
diluar berarti harus cari lokasi dulu deh..” kata
Imel.
Aku melihat sekeliling ruangan. Tampaknya layak
juga untuk foto session. Dinding, lampu ruang
yg bisa diatur, suasana, semua oke sih.
“Oke, bisa kok disini kalo mau..” kataku.
“Siiipp…! Sebentar, aku make-up dan cari baju
dulu ya..” kata Imel sambil keluar ruangan.
Aku segera menyiapkan kamera SLR-ku dan
perlengkapannya, lalu mengambil sample seting
pencahayaan disitu (mirip profesional? Hahaha..!)
Tak beberapa lama Imel masuk kembali, kali ini
dia tampak lebih cantik dengan dandanannya.
Dia memakai celana jeans pendek sekali dan t-
shirt besar warna putih. Pahanya yang mulus
semakin kelihatan jelas dan rambutnya yang
bergelombang sebahu dibiarkan terurai.
Pundaknya yg putih nampak terbuka sebagian
karena t-shirtnya yg lebar itu. Tidak nampak
adanya tali BH membuatku semakin penasaran.
Pikiranku mulai melayang kemana-mana nih..
“Kok melamun sih…? Gimana penampilanku?”
kata Imel membuyarkan pikiranku.
“eh.. mmm.. Bagus kok..” jawabku gugup.
“Keliatan sexy gak, mas..?”
“Sexy kok, kamu juga keliatan cakep..” jawabku
polos.
“Ihh… Mas Anto jangan ngeledek, ah..”
“Bener kok, Mel.. You’re look so beautiful &
sexy..!” jawabku.
“Kita mulai aja ya..” ajak Imel sambil pasang
gaya.
“Kita ambil sample dulu ya..” jawabku sambil
mulai jepret dia beberapa kali.
Setelah sepakat dengan hasilnya, kami
melanjutkan sesi foto kami. Imel nampak luwes
dalam bergaya.
Dalam beberapa pose dia nampak ingin tampil
sexy dengan menurunkan belahan pundaknya,
membuatku makin penasaran saja.
Akhirnya aku pun berkomentar juga “Yang lebih
menantang dong, Mel…”
“Oke…” jawab Imel.
Kemudian dia memasukkan tangan ke dalam t-
shirtnya lalu melempar sesuatu ke lantai. Wow..!
itu tadi ternyata BH tanpa talinya, Imel sekarang
tdk pakai BH. Aku kembali melihatnya, tambah
kelihatan sexy karena putingnya kelihatan
menonjol dibalik t-shirtnya.
“Ready..?” tanyaku.
“Oke..” jawab Imel.
Imel mulai berpose lagi, kali ini semakin berani.
Dia mulai melorotkan t-shirtnya sehingga nyaris
kelihatan payudaranya, belum posenya yg
membuat laki2 bergetar.
Tak berapa lama Imel membuka retsleting
celananya sehingga CD-nya yg berwarna merah
kelihatan. Dia terus bergaya dengan pose yang
semakin menantang.
“T-shirtnya buka aja, Mel..” kataku tanpa sadar.
“Malu, ah mas..!” jawab Imel.
“Gak apa2.. kan ini cuma buat pribadi aja…”
kataku.
“Malu sama mas Anto, tau..!” kata Imel.
“Gak apa2 kok.. Kayak sama siapa aja..” jawabku
semakin berani.
“Oke lah..” jawab Imel sambil membuka t-
shirtnya sambil membelakangiku.
“Ok, pose gitu ya.. Muka noleh ke kamera
dong..” kataku.
Aku ambil gambarnya beberapa kali dalam pose
itu.
“Hadap samping, Mel..” kataku.
Imel pun berpose menghadap samping dengan
tangan menutupi dadanya dan wajah ke kamera.
Setelah beberapa kali jepretan, aku memintanya
menghadap kamera. Imel pun menurut dengan
tangan tetap di dada. Uuhh… Membuat semakin
penasaran nih, batinku.
“Jangan ditutupi dong, Mel..” kataku.
Imel tidak menjawab tapi langsung berpose
dengan berkacak pinggang. Payudaranya yang
tidak terlalu besar tapi kencang dan bagus
bentuknya dengan puting menantang langsung
kelihatan. Aku sempat terpana melihat
pemandangan itu, betul2 topless.
“Udah, jangan melongo gitu mas..! Katanya
suruh kelihatan..” kata Imel sambil tersenyum.
“Ehh… i..i..iya..” jawabku gugup sambil siap
untuk memotret. Kurasakan adik kecilku mulai
mengeras juga. Wah, gawat nih.., batinku.
Setelah beberapa jepretan kami lalu beristirahat
dan Imel mengenakan t-shirtnya lagi. Kami
melihat hasil jepretanku di kamera sambil duduk
di lantai karpet.
“Kurang jelas mas, kecil2 banget..” kata Imel.
“Liat pake laptop aja, ntar aku sambungin..”
jawabku.
Imel berdiri mengambil laptop di meja, langsung
aku sambung ke kamera dan aku transfer foto2
tadi.
Kami melhat hasil dari awal sambil saling
berkomentar hasilnya. Sampai pada foto topless
Imel terdiam sambil mengamati satu persatu,
aku pura2 cuek aja.
“Mas, foto lagi yuk..” mendadak Imel berkata
padaku.
“Oke…” jawabku.
“Tapi….” kata Imel sambil menatapku, ada
keraguan di mata dan nada bicaranya.
“Kenapa, Mel..?” tanyaku.
“Aku mau difoto naked, telanjang..! Tapi yang
kelihatan art-nya gitu.. Kira2 gimana, mas..?”
jawab Imel.
Aku sempat kaget, bingung, dan mungkin
girang campur aduk jadi satu.
“Eeee… bisa kok.. Lagian kamu punya tubuh
yang bagus, pasti ntar keliatan indah hasilnya..”
jawabku sekenanya.
“Ah.. Mulai tuh gombalnya…” kata Imel tersipu.
“Suer… Bener kok.. Kamu cakep, punya body
bagus, mulus.. Kurang apalagi coba..?” kataku
sambil berharap mudah2an dia jadi difoto.
“Oke lah… Ayuk, kita mulai..” kata Imel sambli
berdiri. Yess..!! Aku bersorak dalam hati.
Imel mulai melepas t-shirt, celana pendeknya,
lalu CD-nya sambil membelakangiku. Aku
langsung mengambil gambarnya dari posisi
belakang sambil mengarahkan gayanya. Imel
menurut saja dengan arahanku dari mulai
menghadap samping sampai ke kamera tapi
dengan pose tangan tetap menutupi dada dan
bagian bawahnya. Imel nampak enjoy dengan
posenya yg semakin berani. Adik kecilku kembali
terasa tegang, tapi tidak kuhiraukan karena asyik
memotret.
“Open semua aja, Mel.. Nanggung..” kataku
nekat. Imel kembali tersenyum dan perlahan
melepas kedua tangannya dari dada dan
bawahnya. Wow..! Perfect..!
Body Imel proporsional walaupun bisa dibilang
agak kurus. Payudaranya tidak terlalu besar tapi
bagus bentuknya, pantatnya pun sedang,
jembinya kelihatan tipis dan rapi. Aku masih
tertegun melihat pemandangan itu ketika Imel
berkata “Tuh, kan.. Malah melongo.. terusin gak
nih..?!”
“i..i..iya.. Terusin.. Habisnya kamu perfect, Mel..”
jawabku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan
ini.
Lalu kami mulai lagi sesi pemotretannya. Kali ini
Imel benar2 pose telanjang. Dia nampak enjoy
dengan posenya, bahkan semakin lama semakin
berani dan menantang. Kulihat sekilas dia merasa
horny juga. Aku pun jadi semakin berani
mengambil gambar bagian2 vitalnya dari dekat
dan berbagai posisi. Adik kecilku terasa semakin
berontak tapi aku tak peduli sambil terus
mengambil gambar Imel.Setelah berapa puluh jepretan kami pun kembali
istirahat duduk di lantai sambil melihat hasil sesi
kami. Kali ini Imel tidak langsung mengenakan
bajunya, dia hanya menutup dadanya dengan t-
shirtnya. Aku disampingnya dengan perasaan
tidak karuan. Bagaimana tidak? Ada mahluk
manis dan sempurna telanjang bulat
disebelahku!
Satu persatu dia mengamati fotonya di laptop
dengan serius, seakan sedang menilai bentuk
tubuhnya sendiri.
“Sempurna, Mel..” kataku tanpa sengaja terlepas.
“Ah, mas bisa aja.. Biasa aja kaleee..” kata Imel
sambil mencubit pahaku.
“Yakin, Mel.. Ga bohong kok..” jawabku.
“iihhhhh, genit ah..!!” kata Imel merajuk sambil
memukuli pahaku.
“Kamu tuh yg jadi genit kalo gini.. Cewek genit
kan sukanya gitu..” jawabku.
“Tuhhhh kan… Malah ngeledek, awas lho..” Kata
Imel sambil memukuli pundakku dengan tangan
satu karena satunya memegangi t-shirt di
dadanya.
Aku tertawa sambil memegang tangan yg
memukuliku. Tanpa sadar tangan satunya
berusaha memukulku juga sehingga t-shirtnya
terlepas, aku langsung terdiam melihat
payudaranya. Melihatku terdiam Imel langsung
sadar dan segera melepas tangannya dan
menutupi dadanya sambil tersipu melihatku.Aku
menatap wajahnya yg tersipu itu, Imel
nampaknya jadi salah tingkah dan terdiam
menatapku juga.
Perlahan aku memegang kedua tangan yg
menutupi dadanya lalu kulepas dari dadanya.
Imel diam saja sambil kami bertatapan tapi
wajah kami semakin mendekat entah siapa yg
duluan. Lalu kukecup bibir tipisnya, dia diam saja
sambil memejamkan matanya. Kali ini kucium
bibirnya dan dia mulai membalas ciumanku,
akhirnya bibir kami saling bertaut. Tak berapa
lama Imel melepas tangannya dari peganganku
dan langsung memeluk leher serta kepalaku.
Ciuman bibirnya bertambah ganas, nafasnya
pun jadi semakin cepat. Hmmm.. Imel mulai
naik nih.., batinku. kami pun saling berpelukan
sambil saling bermain mulut dan lidah.
Tanganku perlahan mulai gerilya di dada Imel.
Kuraba dan kuelus payudaranya sambil sesekali
memainkan putingnya, kadang kuremas
perlahan. Imel semakin ganas menciumku dan
semakin erat memelukku. Kemudian perlahan
kurebahkan tubuhnya di lantai karpet sambil
kami tetap saling berpagut.
Dengan posisi Imel yang rebah semakin
memudahkan tanganku untuk menjelajahi tubuh
mulusnya. Sambil terus berpagut bibir tanganku
mulai memainkan payudaranya, kanan kiri
bergantian. Kuremas perlahan dan kumainkan
putingnya yg makin mengeras.
Lalu kulepas bibirku kemudian mulut dan lidahku
mulai menjelajahi leher Imel, setelah puas terus
turun ke arah payudaranya. Kukecup, jilat dan
hisap payudara Imel satu persatu sementara
tanganku mulai menjelajah ke selangkangan
Imel. Imel mulai mendesah dan menggeliat
merasakan naik birahinya ketika tanganku
menyentuh pintu meqinya. Aku terus
mempermainkan payudara Imel dgn mulutku
sementara jariku memainkan pintu meqinya.
Imel semakin menggelinjang sambil mendesah-
desah dgn mata tertutup menikmati permainan
ini.
Kemudian perlahan kuarahkan lidahku turun ke
arah perut Imel, kujelajahi bagian perutnya
dengan lidah dan mulut sampai akhirnya
berhenti di dekat meqinya. Lalu aku beranjak dan
duduk di depan selangkangan Imel dan segera
kubuka lebar kedua kakinya. Kujilati mulut
meqinya yg mulai basah perlahan sambil
sesekali kumasukkan lidahlu kedalam lubangnya.
Ternyata meqi Imel tidak berbau sama sekali dan
dia sepertinya sudah bukan perawan, membuat
aku semakin asik memainkannya. Imel semakin
menggelinjang sambil memegang kepalaku,
mulutnya terus mengeluarkan desahan2
kenikmatan “oooohhhh… aaahhhhh.. Masss…
uuuuhhh….”
Aku terus memainkan lidahku di meqi Imel yang
semakin basah oleh cairannya. Tak berapa lama
dia menggelinjang hebat dan meqinya tampak
semakin membanjir oleh cairannya dan
desahannya semakin bertambah keras
“aaaahhhh…! uuuuuhhh…massss…! Terusssss….!
ooooouuughhhh…!!”
Rupanya dia sudah orgasme oleh lidahku.
Seketika itu juga aku teringat pintu sudah dikunci
atau belum, kuatirnya ada orang mendengar dan
masuk. Aku menghentikan aktivitasku dan
bermaksud mengunci pintu.
Imel ikut bangun menatapku dan berkata dengan
nada protes, “Kok berhenti sih.. Kenapa..?!”
“Pintu udah dikunci belum tuh?”
“Udah.. Tadi aku kunci kok..”
“Mel, aku mau nanya sesuatu boleh?” tanyaku
pelan, aku ingin yakin dia masih perawan ato
tidak. Kalo masih, aku gak mau nerusin ini. Aku
gak mau merusak dia juga.
“Nanya apa, mas..?” sahut Imel sambil
memegang tanganku.
“eemmmm.. Kamu masih virgin gak?”
“Emang kenapa mas? Bedanya apa?”
“Aku gak mau merusak kamu kalo kamu masih
virgin, Mel…” jawabku.
“Aku udah gak virgin kok.. Tenang aja..” kata
Imel sambil mulai menciumi leherku dan
tangannya mulai membuka kancing bajuku. Aku
diam saja menikmati cumbuan Imel disekitar
leherku sementara bajuku sudah mulai terlepas
semua. Imel terus turun ke dadaku dan mulai
menghisap putingku sambil kuelus pelan
rambutnya yg harum, semakin membuatku
sangat ingin ‘meng-eksekusi’ dia.
Perlahan Imel mendorongku hingga rebah
dilantai sambil mulutnya terus mencium dan
menjilati dadaku serta tangannya mulai meraba
kedalam celanaku, setelah tangannya
medapatkan kontolku langsung dipegangnya
dan dipijit-pijit lembut. Kemudian Imel mulai
membuka retsleting celanaku, tampak ujung
kontolku menyembul dari balik CD-ku. Tak
berhenti sampai situ Imel segera melorotkan
celana dan CD-ku, aku pun langsung membantu
melepasnya.
Sejenak Imel menatap kontolku yg sudah berdiri
tegak dan keras dgn pandangan yg tak
kumengerti. Ukurannya sih biasa, gak gede2
amat, tapi mengacung dgn sangat keras.
Perlahan Imel mulai mengelus kontolku,
kemudian menjilatinya dengan lembut, sangat
nikmat sekali jilatannya. Lalu Imel mulai
memasukkan kontolku ke mulutnya memulai
prosesi BJ-nya. Serasa sekujur tubuhku seperti
kesetrum sampai ubun2 menikmati BJ Imel,
perlahan tapi pasti mulutnya maju-mundur
mengulum kontolku sambil sesekali dijilati dan
dikocok pelan kontolku.
“oohhh, Mel… Kamu hebat, sayang…” kataku
disela-sela desahanku menikmati BJ-nya.
Lalu kuraih dan kuangkat tubuh Imel yg sedang
mem-BJ-ku naik ke atas tubuhku hingga posisi
kami jadi 69, posisi favoritku. Meqi Imel kini tepat
di wajahku dan segera kujilati, Imel kembali
menggelinjang diatas tubuhku. Semakin kerap
aku memainkan meqinya dengan lidahku Imel
semakin ganas dalam BJ-nya, mungkin
disebabkan karena birahinya yg semakin tinggi.
Cukup lama kami dalam posisi itu hingga
akhirnya Imel kembali menggelinjang keras
sambil melenguh panjang dan meqinya
bertambah basah menandakan dia mengalami
orgasme lagi. Kontolku yg sedang di BJ Imel pun
semakin merasakan sesuatu yg akan keluar tapi
aku masih berusaha menahannya, akhirnya
kuhentikan aktivitasku dan berguling kesamping
menurunkan tubuh Imel. Kini dia tergeletak
pasrah di lantai, semakin membuatku ingin
segera menerkamnya. Aku merebahkan diri
disampingnya dan kembali menjilati putingnya
sambil meremas-remas payudaranya. Tangan
Imel meraih kontolku lalu meremas dan
mengocoknya.
Tak lama kemudian Imel menarik tubuhku untuk
menindihnya, rupanya dia sudah ingin
dieksekusi tapi malu untuk mengatakannya. Aku
pun segera menindihnya tapi tak kumasukkan
kontolku ke meqinya sambil kutatap Imel,
tampak pandangannya seperti sedang
mengharapkan sesuatu. Kuciumi leher Imel
sambil menusuk-nusukkan kontolku ke
permukaan meqinya, sengaja tidak kumasukkan
dulu supaya dia tambah penasaran. Rupanya
Imel sudah tidak tahan, kakinya semakin lebar
mengangkang membuka jalan untukku.
Perlahan kugenjot pinggangku dan masukkan
kontolku ke meqinya secara bertahap. Imel
memelukku erat ketika perlahan meqinya
dimasuki kontolku. Meqi Imel terasa agak sempit
tapi enak sekali rasanya.
Akhirnya kutekan penuh pinggangku sehingga
kontolku masuk semua ke meqinya.
“auuhh..mas..aaaahhhh..!!” desah Imel sambil
mempererat pelukannya.
Aku mulai menggenjotnya perlahan, lalu tambah
cepat, lalu pelan lagi, terus menerus. Imel
nampak merem-melek sambil terus mendesah
menikmati genjotanku. Setelah bosan posisi itu
aku segera bangkit dan kucabut kontolku lalu
kutekuk kaki Imel keatas. Kemudian sambil
jongkok kumasukkan kontolku lagi dan kembali
kugenjot.
“ooowhhh…punyamu keras sekali masss…
aaahhh…aku suka…uuuhh..” kata Imel disela
desahannya.
“Punyamu juga enak, Mel..” jawabku sambil
terus menggenjotnya. Payudara Imel bergerak
naik-turun seiring genjotanku, segra kuraih
keduanya dan kuremas-remas perlahan. Imel
jadi semakin terangsang dan mendesah-desah
tak karuan.
Beberapa lama kemudian kucabut kontolku dan
membalikkan badan Imel supaya nungging.
“Jangan lewat pantat, mas… Gak mau..” kata
Imel kuatir.
“Gak, Mel.. Tenang aja..” jawabku.
Segera kumasukkan kontolku lagi ke meqinya
setelah Imel dalam posisi nungging langsung
amblas ke dalam, Imel melenguh panjang
“uuuuuugghhhh…masssshh.. “.
Segera kugenjot Imel dalam posisi doggy, dia
tambah mendesah-desah tak karuan. Rupanya
posisi ini memberikan sensasi yg hebat buat dia.
Benar saja, tak sampai 5 menit dia mengalami
orgasme lagi sampai wajahnya tertelungkup ke
lantai. Posisi seperti ini membuat dia jadi lebih
tinggi nunggingnya. Aku pun berhenti dan
berdiri. Kumasukkan lagi kontolku ke meqi Imel
yg sedang nungging. Bleeesss….. Langsung
kugenjot lagi dengan irama biasa dan lama2
menjadi cepat. Imel kembali mendesah-desah
tak karuan. Dia nampaknya pasrah mau dibuat
seperti apa.
Setelah puas kulepas kontolku lalu kubaringkan
Imel lagi di lantai. Kutindih dia lagi dgn posisi
misionaris. Kembali kuhujamkan kontolku
kedalm meqinya. Langsung kugenjot cepat
karena aku sudah tidak tahan ingin segera
menyemburkan maniku. Imel rupanya paham
dengan maksudku, kakinya segera melingkar di
pinggangku dengan erat. Rasanya semakin enak
sekali meqi Imel. Terus kupercepat genjotanku
sambil berbisik ke Imel, “Keluarin diluar atau
dalam, Mel..?”
“Terserah, mas…aku gak peduli, ah..” jawab Imel
disela-sela deshan nafasnya yg memburu.
Pikiranku sempat bimbang juga, aku gak mau
kalo Imel sampai hamil juga. Bisa panjang sekali
nanti urusannya, pikirku.
Lalu kulepaskan lilitan kaki Imel di pinggangku
dan kunaikkan ke depan dadanya, terus kugenjot
lagi dia dengan cepat. Imel semakin hebat
menggelinjangnya menandakan dia hampir
sampai orgasme. Semakin kupercepat
genjotanku karena kurasakan sesuatu akan
segera menyembur.
“Massss…massss…uuuhhh…aa
agghh..uuuhhhhhhhh.. .maassss…!!!” Imel
memekik tanda dia sudah orgasme lagi.
Kupercepat lagi genjotanku sampai terasa klimak.
Sebelum laharku menyembur, kulepas kontolku
dari meqi Imel dan beringsut ke atas badan Imel.
Aku sudah tidak tahan, akhirnya..
“aaaahhhh… Mel…aku keluarrrr…!!” dan..
Crot..crot..crot..crot.. Beberapa kali aku
menyemburkan maniku di dada dan wajah Imel.
Dia tidak menolak sama sekali, bahkan ikut
mengocok kontolku dan itu membuatku
semakin kegelian.
Tak lama kemudian Imel meraih t-shirtnya dan
membersihkan cairan maniku di wajah dan
dadanya. Aku pun berbaring di sisinya. Lalu Imel
memelukku sambil berkata, “Terima kasih ya
mas, pengalaman ini indah sekali…”
“Sama-sama, Mel… Kamu suka..?”
“Ehhmmmm…, baru kali ini aku merasakan
seperti ini. Dulu sama mantanku gak kayak gini.
Payah dia, cuma mau enaknya sendiri..” sungut
Imel.
Setelah ngobrol2 sejenak sambil berbaring di
lantai kami pun segera mengenakan baju dan
aku juga berkemas bersiap2 untuk pulang.
Sebelum membuka pintu Imel memegang
tanganku dan memberikan ciuman di pipiku,
baru kami keluar dan turun. Di bawah nampak
Mei sedang berdiri di depan kantornya. Dia agak
terkejut melihat kami berdua.
“Lho, dari mana aja kalian dari tadi..?” tanya Mei.
Aku baru ingat ternyata tadi cukup lama juga aku
dengan Imel. Makan + ngobrol kira2 1 jam-an,
sesi foto 1,5 jam-an, sesi ‘bercinta’ hampi 1 jam-
an, istirahat 30 menitan, kira-kira 4 jam lebih!
“Dari atas lah…emang mau dari mana lagi..”
jawab Imel. Kulirik Imel nampak dia
mengerlingkan sebelah mata ke Mei dan kulihat
raut Mei jadi berubah agak melongo dan
bertanya-tanya. Wah, jangan2 Imel nanti cerita
ke Mei tentang peristiwa tadi. Tapi kubuang
pikiran itu dan segera berpamitan pada mereka
berdua.
Aku pun pulang dengan perasaan puas sekali.
Hunting foto yang akhirnya dapat obyek bagus +
bonusnya.
Sejak itu Imel kadang kontak kalau sedang ingin
ditemani, entah untuk teman ngobrol atau ‘yang
lain’…


Adult | GO HOME | Exit
1/1554
U-ON

inc Powered by Xtgem.com